Sebelum membuat suatu produk kita biasanya akan membuat sketsa atau desain terlebih dahulu, namun terkadang kita tak puas jika hanya melihat desain tersebut dalam bentuk dokumen digital saja. Kita ingin bentuk fisik meski berukuran kecil atau disebut juga prototipe.
"Nah, kenapa kita tidak buat dalam 3D atau 3 dimensi terlebih dahulu,"
3D printing merupakan proses cetak berlapis untuk membentuk benda padat dengan perspektif 3D yang dapat dipegang dan memiliki volume.
Materi yang digunakan adalah plastik, bisa jenis acrylonitrile butadiene styrene (ABS) maupun polylactic acid (PLA). Kalau PLA terbuat dari biji jagung dan bisa terurai. Kalau ABS adalah materi yang dipakai mainan lego, yang terbilang lama terurainya.
Proses pencetakan memang terbilang lama. Butuh waktu dua jam untuk mencetak benda 3D dengan dimensi tinggi 10 cm, panjang 5cm, dan lebar 5 cm.
Sebenarnya, proses cetak itu bisa dipercepat. Namun, ada beberapa konsekuensi yang harus diterima, di mana bagian dalam obyek menjadi tidak padat alias kopong.
Benda yang dicetak dari printer 3D sejauh ini hanya bisa dihasilkan dalam satu warna. Jika ingin berwarna, kita harus memberi cat secara manual. Materi plastiknya tidak akan rusak jika kena cat.